Sabtu, 02 Februari 2013

Kamera DSLR

Perkembangan kamera digital saat ini begitu mengagumkan, khususnya perkembangan kamera D-SLR (Digital -Single Lens Reflex). Sejak kamera DCS 100 dikenalkan tahun 1991, kamera D-SLR semakin dikembangkan oleh para produsen kamera. Untuk kategori kamera D-SLR, prinsip “uang ‘gak pernah berbohong” ada benarnya. Semakin mahal harga kamera, semakin bagus lah kamera tersebut.
Memilih kamera D-SLR yang tepat untuk fotografer pemula, termasuk gampang-gampang susah. Dari sekian banyak kamera D-SLR yang ada di pasaran saat ini, apa yang harus kita ketahui saat akan memilih kamera yang tepat untuk kita.


Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui bagi fotografer pemula sebelum memutuskan membeli sebuah kamera D-SLR.

1. Sensor Kamera D-SLR
    Perhatikan sensor CCD atau CMOS yang digunakan pada kemera. Terdapat beberapa varian bagi               sensor kamera digital ini, yaitu Full Frame (36 x 24mm), APS-H (28,7 x 19mm), APS-C (22,2 x 14,8         mm), dan Four-thirds (17,3 x 13mm). Perbedaan ukuran ini memang membingungkan untuk pemula,             namun singkatnya, jika kita menggunakan sensor full frame (perbandingan gambar 3:2), maka gambar di       jendela bidik akan terlihat penuh. Jika dicetak pada kertas foto ukuran 4 R (15 x 10 cm), maka tidak ada     cropping pada cetakan karena sesuai dengan ukuran di LCD (15 : 10 = 3 : 2). Tapi jika kita                         menggunakan sensor APS-C, terdapat crop factor yang didapat dari pembagian sbb, lebar sensor full           frame : lebar sensor APS-C, (36 :22,2 = 1,6) maka pada sensor APS-C terdapat crop factor 1,6 artinya     gambar tidak terlihat utuh seperti pada sensor fullframe.
    Kamera dengan sensor APS-C, lebih cocok untuk telephoto, karena jika kita menggunakan lensa 70 –         300mm, itu artinya kita menggunakan lensa 112 – 480mm.

2. Kamera D-SLR membutuhkan perawatan khusus
    Kamera D-SLR, memiliki kemampuan interchangable lens (lensa dapat ditukar lepas). Resiko membuka       lensa dari bodi kamera D-SLR, memungkinkan debu masuk ke dalam kamera, sedangkan kamera D-           SLR sangat sensitif sekali dengan debu. Debu akan menempel pada sensor kamera, dan pada hasil foto         akan terlihat, apalagi ketika menggunakan bukaan kecil (diafragma). Untuk membersihkan debu, bisa             menggunakan alat peniup debu khusus yang tersedia di toko kamera. Walaupun pada kamera D-SLR           terkini telah dilengkapi dengan sistem pembersih debu otomatis, tapi tetap secara manual dibutuhkan.

3. Kamera D-SLR memiliki usia shutter tertentu (shutter count)
    Jika kita menggunakan kamera SLR analog, setiap melakukan pemotretan, kita dibatasi oleh jumlah frame     yang ada pada rol film negatif yang kita gunakan. Pada kamera D-SLR, hal tersebut ditiadakan. Kita bisa     memotret dalam satu waktu hingga ratusan bahkan ribuan foto, selama memiliki memori penyimpanan data     yang cukup. Namun demikian, pada kamera D-SLR terdapat yang dikenal dengan istilah shutter count,         yaitu rekaman jumlah jepretan yang dilakukan oleh shutter pada kamera. Setiap kamera D-SLR, memiliki     shutter count atau estimasi “masa hidup” shutter. Pada pengujian pabrik, kamera D-SLR kelas menengah       mampu mencapai 50ribu jepretan. Sedangkan pada kamera D-SLR kelas atas bisa mencapai diatas             100ribu jepretan tanpa masalah. Jadi, kamera D-SLR memang cocok untuk pemula dalam belajar,               asalkan ketika belajar, kita tetap memiliki konsep memotret, berpikir dulu sebelum memotret, sehingga         tidak membuang-buang usia shutter.


4. Resolusi Kamera D-SLR (megapiksel)
     Kamera Digital memberikan pilihan pada kita untuk menentukan seberapa besar resolusi yang kita                butuhkan. Saat ini, kemampuan resolusi kamera D-SLR sudah mencapai 12 mp. Semakin besar ukuran        resolusi kamera, semakin besar pula memori yang dibutuhkan untuk menyimpan gambar saat pemotretan.      Pada dasarnya, resolusi kamera pada ukuran 10 mp, misalnya, resolusi maksimal mencapai 3872 x 2592.      Namun untuk kebutuhan pemotretan biasa, resolusi sebesar itu akan memakan memori besar, oleh sebab      itu, pada kamera D-SLR selalu dilengkapi dengan pilihan max resolusi dan low resolusi, agar kita bisa            memilih sesuai kebutuhan. Banyak fotografer profesional masih menggunakan resolusi 6 mp, karena masih      dirasa cukup untuk membuat foto yang baik. Pemilihan resolusi besar biasanya untuk keperluan cropping     gambar nantinya. Selain itu, resolusi bukan lah segalanya. Pada kamera digital, penentuan resolusi tidak         serta merta berkaitan dengan ketajaman gambar. Pada kamera D-SLR, ketajaman gambar lebih                   ditentukan oleh kelas lensa yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar